Rabu, 06 Juni 2012

Usaha Peternakan Ayam Kampung Super Berbasis Bio Teknologi

 
PROPOSAL
MAHASISWA WIRAUSAHA BINA DESA
(MAUBISA)
Universitas Kristen Immanuel
Yogyakarta
“Usaha Peternakan Ayam Kampung Super Berbasis Bio Teknologi”

            Ternak ayam kampung super merupakan salah satu jenis pengembangan ternak ayam kampung dimana proses pengembangannya hampir sama dengan jenis ayam ternak pedaging tetapi yang membedakan dari peternakan ayam kampung super ini adalah kami menggunakan bibit ayam kampung yang telah melalui hasil persilangan antara ayam kampung asli dengan ayam plung dari Jawa Barat. Ayam kampung super ini mempunyai perawakan yang lebih besar dibandingkan dengan ayam kampung biasa.
            Selain itu, ayam kampung yang kami ternakkan ini memiliki keunggulan dimana kotoran ayam yang dihasilkan ayam tersebut tidak berbau, karena kami menggunakan probiotik yang mampu menyerap protein sebanyak 100%. Salah satu penyebab kotoran ayam menjadi bau adalah tidak terserapnya protein secara penuh, sehingga sisa-sisa protein yang tidak terserap oleh tubuh si ayam ikut keluar bersama kotoran. Dengan perawatan yang intensif masa panen ayam kampung super ini cukup singkat yaitu sekitar 50-60 hari.
            Kami juga bekerja sama dengan Ir. Gembong Danudiningrat selaku pemilik CV. Pendawa Kencana Multi Farm. CV. Pendawa Kencana Multi Farm ini berperan sebagai pemasok dari bibit anakan ayam kampung super yang akan kami kembangkan serta sebagai pendamping dari proyek ini. Diharapkan dengan pendampingan secara intensif oleh Ir. Budi (staf Ir. Gembong Danudiningrat) diharapkan proyek ini mampu berjalan dengan lancar.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Di era globalisasi sekarang ini Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai dampak yang sangat penting bagi perekonomian suatu Negara. Krisis global yang terjadi pada tahun 2006 lalu, Mudradjad Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2008 mengemukakan bahwa UKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive karena, pertama, tidak memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena mereka dianggap unbankable. Ketiga, menggunakan input lokal. Keempat, berorientasi ekspor. Selama 1997-2006, jumlah perusahaan berskala UKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha di Indonesia. Sumbangan UKM terhadap produk domestik bruto mencapai 54%-57%. Melihat fenomena yang ada, kami berinisiatif untuk mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan cara mengembangkan ternak ayam kampung super.
      Dahulu, ayam kampung dikenal sebagai unggas yang teknik pemeliharaannya ala kadarnya. Masyarakat, terutama di pedesaan biasa memelihara ayam kampung di pekarangan atau halaman belakang rumah. Jumlahnya biasanya hanya beberapa ekor. Maksimal, puluhan ekor dengan pola pemeliharaan (perkandangan dan pemberian pakan) seadanya.
      Kondisi tersebut pada saat ini sudah berubah, seiring dengan kebutuhan konsumen yang semakin hari semakin bervariasi. Saat ini, sudah mulai bermunculan peternak ayam kampung yang membudidayakan unggas lokal ini secara intensif. Ayam dikandangkan dengan kandang yang memadai. Pakan yang diberikan juga disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi ayam kampung dan pemberiannya dilakukan secara teratur.
      Keunggulan lain beternak ayam kampung super adalah lebih tahan terhadap stres maupun serangan penyakit sehingga obat-obatan yang digunakan selama pemeliharaan lebih sedikit. Hingga saat ini produksi ayam kampung super di berbagai daerah belum mampu memenuhi permintaan pasar.
      Ini merupakan peluang besar yang bisa dimanfaatkan untuk memulai usaha budi daya ayam kampung super, terutama menggunakan sistem intensif. Dengan mengamati peluang yang ada tersebut, kami berinisiatif untuk mengembangkan peternakan ayam kampung super, serta diharapkan melalui peternakan ini mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang ada dipasaran.

B.     Tujuan Program
Adapun berbagai tujuan dari program kami antara lain:
1.      Melatih mahasiswa dalam berwira usaha dengan jalan bermitra usaha dengan masyarakat desa binaan.
2.      Memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat (desa binaan).
3.      Menjadikan desa binaan sebagai pusat dari program ayam kampung super.
4.      Memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat (desa binaan).
5.      Mendorong masyarakat untuk berwirausaha.

C.    Sasaran Program
Adapun sasaran program kami antara lain:
1.      Adanya partisipasi dari masyarakat dalam melaksanakan pengembangan ayam kampung super.
2.      Masyarakat mendapatkan pengalaman berwirausaha melalui pengembangan ayam kampung super.
3.      Pendapatan masyarakat menjadi meningkat.
4.      Profit motive  bagi pengelola ayam kampung super.
5.      Menjadi pemasok bahan baku untuk restoran, rumah makan, maupun  masyarakat sekitar khususnya, dan daerah-daerah lain pada umumnya.


BAB II
METODE DAN MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN

A.       Metode
         Salah satu metode yang akan kami lakukan untuk proyek ini adalah dengan melibatkan masyarakat desa binaan, dimana masyarakat menyediakan kandang untuk proses pengembangan bibit anakan ayam kampung super (DOC). Mahasiswa juga dilibatkan dalam proses pengembangan proyek ini, dimana sebagai pelopor pembangun bangsa harus mampu menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja. Mahasiswa berperan mengontrol jalannya usaha yang berhubungan dengan pemberian pakan secara rutin oleh warga dan membantu pemasaran terhadap produk-produk yang siap untuk dipasarkan.
         Peran pemerintah tingkat desa juga turut mengambil bagian dalam proyek pengembangan ini, dimana pemerintahan tingkat desa berperan mensosialisasikan program pengembangan anakan ayam kampung super  ini kepada masyarakat, sehingga masyarakat menjadi tahu akan keberadaan program pengembangan ayam kampung super ini.
         Peran pemerintah pusat dalam memberikan dana melalui lembaga pendididkan kopertis wilayah V  Daerah Istimewa  Yogyakarta  sangatlah berpengaruh besar pada proyek ini. Sehingga, diharapkan melalui dana yang diberikan pemerintah ini mampu menggerakkan perekonomian Indonesia, serta mampu menumbuh kembangkan jiwa berwirausaha dikalangan masyarakat.
 
B.        Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Untuk mencapai kelancaran usaha ini, terlebih dahulu kami akan melakukan rencana pelaksanaan proyek, dimana mekanisme kegiatan pengembangan peternakan ayam kampung super ini antara lain:
1.      Mempersiapkan kandang.
Tahap mempersiapkan kandang merupakan tahap awal dimana pada tahapan ini kandang akan di persiapkan oleh masyarakat setempat.
2.      Sanitasi.
Pada tahap sanitasi ini mempunyai tujuan untuk membersihkan dan mematikan virus yang terdapat di kandang.
3.      Persiapan indukan ayam (1-3 minggu)
4.      Pembelian bibit anakan ayam kampung super (DOC).
Tahap ini merupakan tahapan kedua dari pengembangan anakan ayam kampung super, dimana pada tahap ini kami akan membeli anakan ayam umur 1 hari sebanyak 1000 ekor.
5.      Vaksinasi. (5 hari pertama antibiotik)
Pemberian vaksinasi pada anakan ayam kampung super ini adalah untuk menjaga daya tahan tubuh ayam dari masalah penyakit. Sehingga dengan pendampingan secara intensif, mampu terhindar dari segala jenis penyakit. Vaksin ini diberikan setiap anak ayam berumur 1 hari, diulangi kembali pada 7 hari, 21 hari, 28 hari, dan 42 hari.
6.      Pemberian obat cacing.
7.      Probiotik.
Fungsi dari pemberian probiotik ini sendiri dimaksudkan untuk menyerap protein di dalam tubuh ayam. Salah satu penyebab kotoran ayam menjadi berbau tidak sedap adalah tidak terserapnya seluruh protein didalam tubuh ayam, dimana sisa-sisa protein yang tidak diserap oleh si ayam ini terbuang secara percuma. Dengan pemberian probiotik kepada anakan ayam secara teratur diharapkan mampu menyerap protein secara maksimal serta menjadikan pertumbuhan ayam kampung super menjadi lebuih cepat besar jika dibandingkan dengan ayam yang tidak mampu menyerap protein secara maksimal. Pemberian probiotik ini dilakukan selama proses pemeliharaan yaitu dari umur 6 hari sampai waktu panen.
8.      Pemberian pakan  dan air minum ayam setiap 2 kali sehari.
9.      Perawatan kandang secara berkala.
Perawatan kandang secara berkala ini dimaksudkan untuk menjaga kebersihan kandang agar ayam terserang penyakit.
10.  Pemisahan ayam kekandang lain disesuaikan dengan umur.
Kepadatan awal kandang pemeliharaan DOC 100 ekor/m2. Sekitar tiga hari kemudian, kepadatan diturunkan menjadi 75 ekor/m2. Pada minggu pertama diturunkan lagi menjadi 50 ekor/m2. Sekitar 7 hari kemudian atau pada minggu kedua kepadatan kandang diturunkan lagi menjadi 25 ekor/m2. Pada minggu ketiga, kepadatan kandang diturunkan kembali menjadi 15 ekor/m2. Pada minggu keempat hingga panen, kepadatannya menjadi 10 ekor/m2.

Gambar 2.1 Pengelompokan anakan ayam umur 2 minggu

11.  Panen (50-60 hari).
Panen merupakan tahapan terakhir dari proses pengembangan ini dimana ayam dapat di panen pada saat ayam sudah ber umur 50-60 hari.

Gambar 2.2 Ayam kampung super siap panen (55-60 hari)
BAB III
USULAN PROGRAM

A.    Waktu dan Tempat (desa) Kegiatan
1.  Waktu              : Juni-Agustus 2012.
2.  Tempat (desa) : Ds Kalitirto. Kelurahan Berbah.

B.     Rencana  Pengembangan Usaha
Usaha ini akan dikembangkan bersama masyarakat dengan menggunakan lahan dan kandang  yang telah disediakan oleh masyarakat desa binaan, sehingga mereka juga akan memiliki rasa tanggung jawab memiliki usaha tersebut. Untuk ayam kampung super ini kami akan memberikan bibit anakan ayam sejumlah 1000 ekor untuk dipelihara oleh sekitar 5-10 orang anggota masyarakat. Usaha ini akan dikembangkan dengan cara memelihara ayam dari umur 1 hari sampai pada saat panen yaitu sekitar umur 50-60 hari. Dengan pendampingan secara  intensif diharapkan mampu memngembangkan usaha di Desa Kalitirto, Kelurahan Berbah.

C.     Pendekatan dan Persetujuan yang dilakukan pada desa binaan.
Kami akan bekerja sama dengan kelompok peternakan di desa Kalitirto,  Kelurahan Berbah, dengan cara memberikan sosialisasi kepada warga setempat mengenai proses pengembangan anakan ayam kampong super ini. Dan dengan berbagai proses yang ada kami mendapat persetujuan dari kepala desa Kalitirto, Kelurahan Berbah. (lihat lampiran).



BAB IV
INDIKATOR KEBERHASILAN
(LUARAN/OUTPUT)

      Sesuai dengan sasaran yang telah kami tetapkan sebelumnya, maka usaha ini dapat dikatakan berhasil dengan indikator :
1.      Usaha peternakan ini bisa menghasilkan laba dan rentabilitas usaha yang cukup tinggi.
2.   Para mahasiswa yang melaksanakan program usaha ini memperoleh pengetahuan yang praktis dan pengalaman usaha bidang agribisnis.
3.      Masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengembangan ternak ayam kampung super.
4.      Masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengkonsumsian hasil ternak ayam kampung super.
5.      Masyarakat mendapatkan pengalaman berwirausaha melalui pengembangan ayam kampung super.
6.      Peningkatan pendapatan masyarakat desa binaan.
7.      Tercapainya masyarakat sebagai pemasok bahan baku untuk restoran maupun rumah makan.


BAB V
RINCIAN ANGGARAN

            Untuk mengembangkan usaha ini, kami juga memerlukan sejumlah dana yang cukup besar untuk mendukung berjalannya operasional usaha ini. Jumlah dana yang kami usulkan untuk ini sendiri adalah Rp 23.557.000,-. Adapun usulan rincian dana untuk kegiatan bina desa ini antara lain:

No.
Keterangan
Harga
1
Bibit DOC (1500 ekor)
 Rp    6,375,000.00
2
Pakan (BR1) @2,25 kg x 1500 ekor x Rp 5000/kg
 Rp  16,875,000.00
3
Vaksin (NDB1, ND lasota, Gumboro)
 Rp          89,000.00
4
Disinfektan
 Rp          10,000.00
5
Antibiotik
 Rp          48,000.00
6
Probiotik
 Rp          60,000.00
7
Grajen (serbuk kayu)
 Rp        100,000.00
Total biaya
 Rp  23,557,000.00

1 komentar: